Kamis, 02 Mei 2013




Perkiraan Penerimaan Negara

Secara garis besar sumber penerimaan negara berasal dari :
A. Penerimaan Dalam Negeri
B. Penerimaan Pembangunan

A. Penerimaan Dalam Negeri
Pertama, penerimaan dalam negeri, untuk tahun-tahun awal setelah masa pemerintahan orde baru masih cukup menguntungkan pada penerimaan dari ekspor minyak bumi dan gas alam. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut :
Perbandingan Sumber Penerimaan Dalam Negeri , Repelita I-III
( dalam presentase)
Periode
Penerimaan dari Sektor Migas
Penerimaan dari Sektor Non-Migas
Penerimaan Bukan Pajak
Penerimaan total
Repelita I
1969/70-1973/74
35,7%
59,3%
5,0%
100%
Repelita II
1974/75-1978/79
55,1%
40,7%
4,2%
100%
Repelita III
1979/80-1983/84
67,2%
29,6%
3,2%
100%
Namun dengan mulai tidak menentunya harga minyak dunia. Maka mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan dari sektor migas perlu dikurangi untuk keperluan itu, maka pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan diantaranya :
=> Deregulasi bidang perbankan (1 juni 1983), yakni dengan mengurangi peran bank sentral serta lebih memberi hak kepada bank pemerintah maupun swasta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman sendiri. Dampak dari deregulasi ini adalah meningkatnya tabungan masyarakat.
=> Deregulasi bidang perpajakan (UU baru, 1 jan 1984) untuk memperbaiki penerimaan negara.
=> Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang selanjutnya dapat menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan mantap.

B. Penerimaan Pembangunan
Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk meningkatkan tabungan pemerintah, namun karena laju pembangunan yang demikian cepat, maka dunia tersebut masih perlu dilengkapi dan ditunjang dengan dana yang berasal dari luar negeri. Meskipun untuk selanjutnya bantuan luar negeri (Hutang bagi Indonesia) tersebut makin meningkat jumlahnya, namun selalu diupayakan suatu mekanisme pemanfaatan dengan prioritas sektor-sektor yang lebih produktif dengan demikian bantuan luar negeri tersebut dapat dikelola dengan baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan pokok dan bunganya).
PERKIRAAN PENGELUARAN
Secara garis besar , pengeluaran negara dikelompokkan menjadi 2 , yaitu ;
A. Pengeluaran Rutin
B. Pengeluaran Pembangunan

A. Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin negara , adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu adal & telah terencana sebelumnya secara rutin, diantaranya :
=> Pengeluaran untuk belanja pegawai
=> Pengeluaran untuk belanja barang
=> Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
=> Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutan
=> Pengeluaran lain-lain.

B. Pengeluaran Pembangunan

Secara garis besar, yang termasuk pengeluaran pembangunan, yakni :
> Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departermen atau lembaga negara, diantaranya untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen atau lembaga negara yang bersangkutan.
> Pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah.
> Pengeluaran pembangunan lainnya.

DASAR PERHITUNGAN PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan negara, ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan, hal-hal tersebut adalah :
A. Penerimaan dalam negeri dari Migas :
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
- Produksi minyak rata-rata perhari
-Harga rata-rata ekspor minyak mentah

B. Penerimaan dalam negeri di luar Migas :
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah
-Pajak penghasilan
-Pajak pertambahan nilai
-Bea masuk
-Cukai
-Pajak ekspor
-Pajak bumi dan bangunan
-Bea materai
-Pajak lainnya
-Penerimaan bukan pajak
-Penerimaan dari hasil penjualan BBM

C. Penerimaan pembangunan
Terdiri dari penerimaan bantuan program dan bantuan proyek.


Kesimpulan:
Secara garis besar sumber penerimaan negara berasal dari :
A. Penerimaan Dalam Negeri
B. Penerimaan Pembangunan
Secara garis besar , pengeluaran negara dikelompokkan menjadi 2 , yaitu ;
A. Pengeluaran Rutin
B. Pengeluaran Pembangunan


Sumber:
http://josephinejoe.wordpress.com/2013/04/14/perkiraan-penerimaan-dan-pengeluaran-negara/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar